Pada hari Jumat, terutama yang punya kewajiban shalat Jumat diperintahkan untuk berhias diri. Berikut pelajaran dari Riyadhus Sholihin, Kitab Al-Fadhail.
Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail
بَابُ فَضْلِ يَوْمِ الجُمُعَةِ وَوُجُوْبِهَا وَالاِغْتِسَالِ لَهَا وَالطِّيْبِ وَالتَّبْكِيْرِ إِلَيْهَا وَالدُّعَاءِ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَالصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَفِيهِ بَيَانُ سَاعَةِ الِإجَابَةِ وَاسْتِحْبَابُ إِكْثَارِ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى بَعْدَ الجُمُعَةِ
-
Bab Keutamaan Hari Jumat, Kewajiban Shalat Jumat, Mandi untuk Shalat Jumat, Mengenakan Wewangian, Datang Lebih Dulu untuk Shalat Jumat, Berdoa pada Hari Jumat, Shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Penjelasan tentang Waktu Dikabulkannya Doa (pada Hari Jumat), dan Sunnahnya Memperbanyak Dzikir kepada Allah Setelah Shalat Jumat
Hadits #1154
وَعَنْ سَلْمَانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَومَ الجُمُعَةِ ، وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ الأُخْرَى )) رَوَاهُ البُخَارِي
Salman radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang mandi pada hari Jumat, bersuci semampunya, berminyak dari minyaknya, mengenakan wewangian dari rumahnya, kemudian ia keluar lalu tidak memisahkan antara dua orang yang sedang duduk, kemudian ia melakukan shalat sebagaimana yang telah ditetapkan untuknya, lalu diam ketika imam berbicara, melainkan diampuni baginya dosa-dosa yang ada di antara Jumat tersebut dan Jumat yang lain.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 883]
Faedah Hadits
Pertama: Hadits ini jadi dalil mengenai hukum shalat Jumat. Menurut jumhur ulama dari Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah, Hambali, hukum mandi Jumat adalah sunnah, tidak wajib, yang mengerjakannya mendapatkan pahala. Namun jika berwudhu ketika ingin pergi shalat Jumat, itu pun sudah sah.
Kedua: Disunnahkan memakai wewangian ketika pergi shalat Jumat, juga dianjurkan memakai pakaian yang bagus, begitu pula dianjurkan dalam penampilan yang baik. Wewangian yang dikenakan bisa pada badan dan pakaiannya hingga tidak mengganggu dengan bau yang tidak enak pada lainnya. Namun jika tidak memakai wewangian karena tidak memiliki, tidaklah berdosa.
Ketiga: Diperintahkan diam ketika mendengar khutbah Jumat.
Referensi:
- Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
- Kunuz Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Prof. Dr. Hamad bin Nashir bin ‘Abdurrahman Al-‘Ammar. Penerbit Dar Kunuz Isbiliyya.
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com